Ada berbagai pendapat terkait ini, ada yang setuju paper prosiding dipublikasikan dalam jurnal, dan ada yang tidak setuju. Yang setuju beralasan dengan publikasi jurnal, terdapat free access kepada para praktisi dan peneliti yang tidak bisa datang ke konferensi. Bagi yang tidak setuju, itu bukanlah suatu yang tepat untuk publikasi ulang artikel prosiding ke jurnal.

Akan tetapi, sepanjang tidak terdeteksi self-plagiarism dan sepanjang memuat informasi yang lebih lengkap dan sophisticated, mengapa tidak? Pada dasarnya, paper yang dipresentasikan dalam konferensi tidaklah lengkap dan lebih general dibandingkan jurnal, analisisnya pun bisa saja sekedar preliminary analisis sehingga masih perlu lebih detail dan lengkap.

Lalu mengapa paper yang tidak lengkap itu bisa dipresentasikan di konferensi? Balik lagi dengan tujuan presentasi dalam konferensi yaitu upaya mengabarkan bahwa sebuah penelitian sedang dilakukan dan kini penelitian itu membutuhkan umpan balik atau feedback dari para audience tentang kualitas penelitian kita. Dengan dipresentasikan di konferensi, itu memberikan wawasan lebih bagi peneliti tentang sejauh mana kemampuan mereka melalui feedback langsung dari para peserta

Jadi nggak ada masalah jika kita ingin publikasi jurnal pada penelitian yang sama dan tentu saja versi jurnal harus lebih lengkap dan lebih berkualitas. Biasanya paper jurnal lebih detail dari prosiding dengan penambahan minimal sekitar 30-50%. Seperti yang kita ketahui bahwa beberapa panitia konferensi memilih paper terbaik untuk dipublikasikan dalam jurnal. Biasanya saran mereka adalah untuk memberi tambahan detail paper tersebut atau juga bisa dengan mengeditnya dan update, sehingga benar-benar lebih berkualitas.

Dan yang terpenting, berhati-hatilah dengan self-plagiarism. Akan lebih aman jika anda citing paper yang sudah dipublish di proceeding itu.